Don't Show Again Yes, I would!

Unik dan Kreatif, Desa Kota Bangun III Kukar Gelar Festival Cenil 

Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur punya festival unik. Nama acara tersebut ialah Festival Cenil.

TENGGARONG- Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur punya festival unik. 

Dan perayaan ini hanya dilaksanakan tatkala desa ini bertambah usia. Nama acara tersebut ialah Festival Cenil.

Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto mengungkapkan, festival cenil ini dimulai pada 2018 dan hingga kini memasuki tahun ketujuh.

Saban tahun, kegiatan Festival Cenil di Desa Kota Bangun III selalu berinovasi dan tampil beda dari tahun sebelumnya. Cara tersebut diambil agar perayaan selalu tampil beda.

“Tahun ini Festival Cenil dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke-41 Desa Kota Bangun III,” ujar Lilik, Sabtu (11/5/2024).

Kata dia, Festival Cenil yang menjadi ikon festival Desa Kota Bangun III ini memiliki makna tersendiri. Cenil merupakan makanan khas yang berasal dari daerah Jawa Tengah.

Cenil identik dengan makanan warna-warni yang biasanya disajikan dengan parutan kelapa, garam, maupun pandan.

Dia menerangkan, jajanan tradisional ini dapat dengan mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional. Rasa cenil yang manis, kenyal, lengket, dan berwarna-warni ternyata melambangkan makna filosofis berupa kebersamaan dan persaudaraan.

Lilik menerangkan lebih lanjut, persaudaraan yang diharapkan di sini ialah agar hidup masyarakat desa lebih harmonis, indah, dan menyenangkan.

“Semua masyarakat terlibat dalam Festival Cenil. Dan jajan cenil yang kami pamerkan ini merupakan hasil partisipasi masyarakat desa,” katanya.

Festival yang hanya berlangsung sehari ini di Gedung Serbaguna Kantor Desa Kota Bangun III ini diramaikan dengan stan setiap RT di Desa Kota Bangun III. Stan itu diisi dengan berbagai hasil olahan cenil.

Selain itu, ada pertunjukan kesenian daerah saat pembukaan dan penutupan festival, yang ditutup saat malam hari dengan pertunjukan kesenian kuda lumping.

Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah saat menghadiri acara, mengapresiasi terselenggaranya Festival Cenil tersebut.

Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk melestarikan budaya dan mengembangkan potensi wisata di masing-masing desa.

“Saya mengapresiasi atas terselenggaranya event yang tumbuh dari inisiatif Pemerintah Desa dan masyarakat,” kata Edi Damansyah.

Selain unik, tambah Edi, kegiatan ini juga menarik dan kreatif. Festival ini tentu menjadi bagian penting dari upaya mengangkat kekhasan dan identitas desa serta menjaga tradisi dan kekayaan budaya yang dimiliki.

“Desa harus di branding agar memiliki ciri khas tersendiri dan hal itu bisa menciptakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat” imbuhnya.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *