Kutai Kartanegara, Satusuara.co – Taman Makam Pahlawan (TMP) Bukit Biru di Tenggarong akan segera diperbaiki. Dinas Sosial Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah merencanakan rehabilitasi yang tidak hanya akan memperbaiki kondisi fisik, tetapi juga menata ulang tata letak kawasan untuk memenuhi standar yang ditetapkan dalam Permensos Nomor 23 Tahun 2013.
Rehabilitasi ini akan menjadikan TMP Bukit Biru sebagai ruang yang lebih layak, terhormat, dan nyaman, baik untuk para pahlawan yang dimakamkan di sana maupun untuk pengunjung yang datang.
Kepala Bidang Penanganan Korban Bencana dan Pengelolaan TMP Dinsos Kukar, Riadi Hadiwinoto, menjelaskan bahwa renovasi ini bukan sekadar perbaikan struktural, melainkan juga penataan elemen-elemen penting di TMP.
“Menurut regulasi, TMP harus memiliki dua elemen utama: makam dan taman, yang harus terpisah. Di TMP Bukit Biru, keduanya masih menyatu. Inilah salah satu aspek yang akan kami benahi,” ujar Riadi.
Tantangan utama dalam rehabilitasi ini adalah kondisi fisik TMP yang sudah jauh dari standar. Beberapa bagian seperti fondasi, tugu, dan tangga utama dalam kondisi rusak parah, bahkan ada yang mulai bergeser.
“Selain itu, posisi makam yang sejajar dengan tugu juga harus diubah, karena seharusnya makam berada di belakang tugu. Ini penting agar tata letaknya sesuai dengan ketentuan,” tambah Riadi.
Selain isu fisik, keterbatasan lahan juga menjadi kendala utama. Di belakang TMP terdapat jurang, sementara di sisi kanan dan kiri berbatasan dengan tanah milik masyarakat dan bekas rumah makan. Meskipun Pemkab Kukar berencana melakukan pembebasan lahan, prosesnya diperkirakan akan memakan waktu lama.
“Pembebasan lahan bisa memakan waktu karena harga yang diminta pemilik tanah seringkali lebih tinggi dari nilai pasar yang ditetapkan dalam Nilai Jual Objek Pajak (NJOP),” jelas Riadi.
Meskipun tantangan tersebut besar, Dinsos tetap berkomitmen untuk menyelesaikan rehabilitasi ini. Anggaran sekitar Rp1,5 miliar telah dialokasikan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKB) untuk tahun depan.
Namun, Riadi menyadari bahwa dana tersebut kemungkinan tidak akan cukup mengingat kompleksitas proyek.
“Seperti halnya yang terjadi di TMP Sangasanga, anggaran sering menjadi kendala. Untuk TMP Bukit Biru, perbaikan lebih kompleks, mulai dari fondasi hingga penataan ulang bangunan,” ujarnya.
Sebagai solusi, Pemkab Kukar sedang mempertimbangkan beberapa opsi desain ulang untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan yang terbatas, termasuk kemungkinan menggeser bangunan atau memaksimalkan penggunaan lahan yang ada.
“Kami sedang mempertimbangkan opsi menggeser bangunan atau memaksimalkan lahan yang ada,” tandasnya.