TENGGARONG – Pembangunan Bendungan Marangkayu di Desa Sebuntal, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) semakin menunjukkan progres yang signifikan.
Asisten II Setkab Kukar, Ahyani Fadianur Diani, baru-baru ini meninjau langsung proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.
Bendungan ini diharapkan tidak hanya berperan dalam ketahanan pangan dan penyediaan air baku, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata baru di Kukar.
Usai peninjauan, Ahyani menyatakan bahwa salah satu tujuan kunjungannya adalah memastikan kelancaran progres pembangunan, khususnya dalam pembebasan lahan.
“Peninjauan ini dilakukan untuk mereview progres yang sudah berjalan, termasuk penyelesaian pembebasan lahan masyarakat,” ujar Ahyani, Jumat (21/2/2025).
Pemkab Kukar juga memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan bendungan ini karena manfaatnya yang besar bagi masyarakat, terutama di Kecamatan Marangkayu.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, Yosiandi Radi, menjelaskan bahwa total kebutuhan lahan proyek mencapai 653,09 hektare atau 1.224 bidang tanah.
Saat ini, 47 persen lahan telah dibebaskan, mencakup tanah masyarakat, tanah PTPN, dan tanah KSP. Sementara itu, masi terdapat 53 persen lahan yang belum dibebaskan, termasuk tanah PHSS.
Bendungan Marangkayu dirancang untuk memanfaatkan air dari Sungai Marangkayu dan Sungai Prangat dengan berbagai fungsi strategis.
Selain menyuplai irigasi untuk 1.500 hektare lahan pertanian dan menyediakan air baku 450 liter per detik, bendungan ini juga akan mendukung ketahanan pangan dan air serta menjadi sumber energi terbarukan dengan PLTMH berkapasitas 135 kWh.
Lebih lanjut, Yosiandi menambahkan bahwa bendungan ini memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan.
“Selain fungsi utamanya, bendungan ini juga memiliki daya tarik wisata yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Dengan pemandangan alam yang indah dan potensi wisata air, Bendungan Marangkayu bisa menjadi destinasi ekowisata baru di Kukar,” jelasnya.
Dengan pengembangan sektor wisata, diharapkan ekonomi masyarakat sekitar juga mengalami pertumbuhan, baik melalui sektor kuliner, UMKM, maupun jasa wisata yang mendukung aktivitas di sekitar bendungan. (MT).
