Samarinda, Satusuara.co – Anggota DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, merespon serius masalah perundungan atau bullying yang saat ini marak terjadi di Kaltim.
Menurut politisi asal PDI-Perjuangan itu, kasus perundungan dapat berdampak buruk pada korban. Baik secara fisik maupun psikologis.
Akan hal tersebut, Ananda Emira Moeis mendorong dan meminta kepada pihak sekolah maupun orang tua untuk terlibat langsung mengurangi kasus perundungan di lingkungan sekolah.
“Saya sangat anti-perundungan karena itu bisa melukai seseorang. Perundungan sudah seperti karakter. Saya berharap ada perhatian, dari pemerintah untuk bisa menangani itu, khususnya sekolah dan juga peran orang tua,” ujarnya belum lama ini.
Lebih lanjut, Nanda meminta agar pemerintah daerah, sekolah dan orang tua mampu bekerja sama untuk mencegah dan menangani perundungan.
“Harus betul-betul digalakkan dan disosialisasikan. Semua harus bekerja sama, pemerintah juga harus turun tangan,” katanya.
Ia juga menyarankan agar upaya pencegahan perundungan dilakukan melalui tim satgas yang aktif mendampingi anak-anak di sekolah.
“Bagus kalau ada hal (tim satgas) itu. Pihak dinas juga harus punya kewenangan yang lebih. Tim itu di bawah dinas pemberdayaan perempuan dan anak,” tuturnya.
Selain itu menurut Nanda, pemerintah perlu merangkul pihak yang berwenang untuk melakukan konseling secara efektif terhadap pelaku dan korban perundungan, mengingat latar belakang mereka seringkali dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, dan juga orang tua perlu berperan dalam mengawasi dan mendampingi anak-anak di rumah.
“Menerapkan peraturan sekolah yang tegas terhadap perundungan dan meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan anak di sekolah,” tandasnya. (fa/adv/dprdkaltim)