Don't Show Again Yes, I would!

Kasus DBD di Kutai Kartanegara Diprediksi Meningkat Hingga Mei 2024

TENGGARONG- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kutai Kartanegara diprediksi terus meningkat hingga Mei 2024. Ini disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kukar, Supriyadi.

“Yang kita antisipasi jangan sampai meninggal. Biasanya kasus DBD nanti akan naik, sampai bulan Mei, Juni, bahkan bisa sampai Agustus naik terus tren DBD,” ujarnya, Senin (25/3/2024).

Sebagai informasi, kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur mengalami peningkatan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Data menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD dan kematian akibat DBD terus meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, tahun 2021 angka deman berdarah mencapai 186 kasus dengan jumlah 3 orang meninggal dunia.

Kemudian tahun 2022, mengalami kenaikan drastis mencapai 843 orang dan jumlah kematian sebanyak 5 orang. Sedangkan tahun 2023, berjumlah 1.118 kasus deman berdarah dengan 4 angka kematian.

“Kasus DBD itu dari tahun ke tahun fluktuatif, karena memang wilayah geografis di Kukar sebagaian besar air,” kata Supriyadi.

Ia menyebutkan, tiga kecamatan dengan angka DBD tertinggi pada 2023. Ketiganya yaitu Sebulu, Muara Kaman, dan Tenggarong Seberang.

Berdasarkan analisis Dinkes Kukar, ketiga daerah tersebut berlokasi di wilayah perairan dan rawa. Curah hujan yang tinggi menyebabkan lokasi endemik nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

Kesadaran masyarakat yang rendah mengenai kebersihan lingkungan turut menjadi persoalan. Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah mencegah dan mengantisipasi penyebaran DBD. Kebersihan lingkungan sekitar rumah dan pola hidup sehat sangat perlu diterapkan.

“Pencegahan DBD itu dimulai dari kesadaran masyarakat,” tuturnya.

Masyarakat diimbau mengetahui gelaja DBD lebih dini. Demam tinggi selama dua hari berturut-turut adalah salah satu indikasinya. Penderita DBD memerlukan penanganan cepat dan tepat. Jika tidak, berisiko fatal yang berujung kematian.

“Harus segera berobat ke fasilitas kesehatan,” jelas Supriyadi.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *