Kutai Kartanegara, SatuSuara.co – Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, terus berupaya mengoptimalkan potensi wilayahnya dengan merancang sejumlah program strategis. Fokus utama pengembangan mencakup hutan adat, wisata air terjun, dan sektor pertanian, dengan tujuan menciptakan dampak jangka panjang yang signifikan bagi masyarakat.
Kepala Desa Kedang Ipil, Kuspawansyah, menyatakan bahwa inisiatif ini masih dalam tahap awal. Ia menjelaskan pentingnya pendekatan yang melibatkan masyarakat serta menunggu penetapan resmi dari Bupati untuk memastikan keberlanjutan program.
“Langkah ini penting untuk memastikan seluruh pihak terlibat dan memahami manfaat dari program ini,” ujarnya, Kamis (21/11/2024).
Salah satu program prioritas adalah pengelolaan hutan adat seluas 1.000 hektare, yang diusulkan sebagai bagian dari kawasan hutan lindung sesuai Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Bangun Darat.
Program ini didasarkan pada regulasi seperti Permendagri Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat serta Perda Kaltim Nomor 1 Tahun 2015.
“Nantinya, hutan adat ini diharapkan menyumbang sekitar 13 persen dari total kawasan hutan lindung di Kecamatan Koba Darat,” jelas Kuspawansyah.
Selain pengelolaan hutan adat, potensi wisata air terjun di Kedang Ipil juga menjadi perhatian utama. Meski masih dalam tahap eksplorasi, lokasi ini direncanakan menjadi destinasi unggulan yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa.
“Pengembangan wisata ini akan kami padukan dengan pelestarian lingkungan, sehingga manfaatnya tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga menjaga ekosistem alam,” tambahnya.
Dalam mendukung rencana besar ini, Desa Kedang Ipil juga menyiapkan pengembangan infrastruktur strategis. Sebagai calon ibu kota Kecamatan Koba Darat yang baru, desa ini tengah menata tata ruang wilayah, termasuk pemetaan lahan untuk hutan adat, perkebunan, dan pertanian.
“Kami ingin memastikan tidak ada perubahan fungsi lahan yang merugikan, khususnya untuk hutan adat yang sudah masuk dalam RDTR,” kata Kuspawansyah.
Rencana besar ini mencerminkan komitmen Desa Kedang Ipil dalam memanfaatkan potensi lokal secara optimal. Mulai dari pelestarian hutan adat hingga pengembangan wisata air terjun, desa ini mengutamakan keseimbangan antara pelestarian budaya dan ekosistem, sambil membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
“Niat kami adalah menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan. Hutan adat dan wisata air terjun adalah aset yang harus dimanfaatkan dengan bijak untuk kemajuan bersama,” tutupnya.